Senin, 09 Juni 2014

Jangan Pelit Memberikan Pelukan....

Sabanhari berkutat dengan teman-teman (siswa-siswi-red) di sekolah memang terasa melelahkan, terlebih dengan jadwal full dari pagi hingga sore hari selama 5 hari kerja, positifnya semua itu memberikan saya begitu banyak pelajaran yang amat sangat berharga sebagai bekal kelak dimasa yang akan datang, terutama jika sudah berhubungan dengan remaja dalam tahap tumbuh kembang yang tidak pernah lepas dari yang namanya masalah...
Trouble is a friend, rasanya kalimat itu memang benar adanya, ketika dimensi-dimensi hidup berubah dan berkembang seiring waktu sejalan dengan bertambahnya usia, pertumbuhan jasmani (biologis, psikomotor), perkembangan pemikiran (kognitif), ruhani (agama, moral dan afektif) serta psikologisnya, yang kesemuanya itu tidak menutup kemungkinan munculnya masalah pada anak, dan hal tersebut dapat disebabkan oleh ketidaksiapan menghadapi berbagai perubahan yang terjadi dalam dirinya (seperti yang sudah disebutkan sebelumnya) maupun yang datang dari luar dirinya (sosial, enviromental).
Salah satu kasus, saya pernah menghadapi anak yang pemurung.. ya pemurung... mungkin terdengar biasa saja, soundsnya bukan suatu kasus yang heboh dengan judul yang spektakuler.. namun ini menjadi penting bagi saya ketika anak yang mestinya bahagia, ceria, wajah merona karena lelah berlarian di lapangan tersengat matahari, malah diam, mengasingkan diri dari teman sebaya, wajah pasi, mata sayu, hasil belajar berantakan,,,, jelas anak itu tidak dalam keadaan OKE,,, not effective daily living kalau istilahnya dalam Konseling: KEST (Kehidupan Efektif Sehari-hari Terganggu).
Ada catatan khusus cara mendekati anak, sebab bagi sebagian anak remaja berusia 14 tahun (usia pubertas) mendekati mereka bukanlah hal yang mudah, ditambah dengan persoalan tadi, hingga perlu treatment khusus hingga si anak mau terbuka dan sukarela berbagi tentang masalah apa yang sedang ia hadapi, caranya bisa dengan memberikan rasa aman (senyuman, sapaan, tatapan hangat), dorongan minimal ( dengan kata-kata "ya,,, lalu,,, hmmm,, ibu mengerti") dan sentuhan... salah satunya memberi hadiah dengan sebuah pelukan.. dan ajaibnya si anak yang tadinya sangat anti-intimate mulai terbuka dan sukarela menceritakan apa masalah yang sedang ia hadapi,,
ya... karena rasa aman dari sebuah pelukan...
Kekuatan sebuah pelukan amatlah luar biasa, karena pada saat itulah suatu kekuatan dan dukungan luar biasa yang tidak dapat terlihat oleh mata, terpancar dan mengalir kepada si anak yang memerlukan, seperti yang sudah diceritakan sebelumnya, anak yang awalnya menolak, tertutup, menjadi mau berbagi karena pelukan mampu membangun rasa kepercayaan dan aman, dengan demikian maka akan membantu terciptanya komunikasi yang terbuka dan jujur..
Dalam kasus lain saat mewawancarai orangtua dan anak, saya pernah menanyakan hal ini (Berapa kali dalam sehari Bapak/Ibu memberikan hadiah pelukan kepada anak?), dan sedihnya pada umumnya ketika anak sudah melalui Fase anak (usia 6 s/d 10 tahun) pelukan sudah menjadi barang langka, terutama pelukan untuk anak laki-laki dengan alasan jika laki-laki segan dipeluk karena sudah besar, alasan tersebut tidak dapat dibenarkan, Rasulullah selalu memeluk para sahabat setiap kali berjumpa. Ok kalau tidak dengan pelukan bisa dengan menepuk pundak, jawabannya juga sama,, jarang...
Selain itu bisa kita lihat dan perhatikan disekitar kita; bayi yang tidak menerima perhatian serta pelukan yang cukup akan menjadi tertekan, depresi dan berujung pada sakit hingga kematian. Anak yang tumbuh dengan cukup pelukan, kasih sayang serta interaksi yang baik dengan orangtua ataupun pengasuhnya (jika orangtua tidak ada) akan tumbuh lebih cerdas dan mandiri dibandingkan yang tidak, dan pelukan juga memilki kekuatan yang menyembuhkan. Sebuah penelitian menyatakan bahwa pelukan dan tertawa amat efektif menyembuhkan kesepian, depresi, kecemasan dan stress.
Oleh karena itu, ayah, bunda, tante, om, bibi, atau pengasuh anak jangan segan untuk memberikan pelukan hangat setiap harinya, dan interaksi yang baik serta positif kepada anak-anak, karena dengan demikian, anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang penuh kasih sayang dan semuanya ini juga berdampak baik pada kita sebagai "orangtua" dan guru mereka.
‪#‎Tips‬,,,
berikan pelukan kepada orang yang tepat..
tidak dibenarkan memberikan pelukan kepada lawan jenis...
saya rasa tidak perlu saya jelaskan alasannya kenapa dan mengapa

Minggu, 30 Maret 2014

Dalam “diam” ku mencintaimu karena aku MencintaiNya..


Mencintaimu adalah hal terbaik yang pernah terjadi dalam hidupku, walaupun pada akhirnya cinta hanya ada dalam hatiku, hanya sampai pada bibirku yang tak mampu ku ucap, tak mampu ku ungkap sejelas-jelasnya padamu...
Ku mencintaimu dengan dialektika jiwaku, melalui do’aku padaNya, dengan  cinta yang tersampaikan hanya lewat angin, dedaunan dipagi hari, pada langitNya yang menaungiku sepanjang hari... pada cerahnya, muramnya, gelap pekatnya...
Dalam “diam” ku mencintaimu..

Kenapa harus diam??
Kenapa harus memendam??
Bukankah cinta harus dibuktikan, dinyatakan,, jika tidak, mana mungkin cinta itu akan tersampaikan pada seseorang yang engkau cintai??

Ya... cinta memang harus dibuktikan dengan.....
Aku belajar bahwa hakikat cinta yang sebenarnya adalah melepaskan,, maka aku lepaskan dirimu yang kucintai pada Tuhan,, aku takut sesumbar padaNya karena begitu lancangnya menyatakan cintaku padamu, padahal jelas Ia jauh lebih pantas untukku cintai,, sebab rasa ini (cinta) pun datang dariNya...
Aku takut cintaku padamu menghalangi cintaku padaNya,, maka aku jadikan Ia perantara cintaku padamu, maka aku hanya bisa berdo’a,, menata hati untuk segala hal yang terbaik untukku.. untukmu..
Namun ya,,, ku selalu mencintaimu,, telah ku katakan sebelumnya bahwa mencintaimu adalah hal terbaik yang pernah terjadi dalam hidupku, walaupun pada akhirnya cinta hanya ada dalam hatiku, hanya sampai pada bibirku yang tak mampu ku ucap, tak mampu ku ungkap sejelas-jelasnya padamu...
Ku mencintaimu dengan dialektika jiwaku, melalui do’aku padaNya, dengan cinta yang tersampaikan hanya lewat angin, dedaunan dipagi hari, pada langitNya yang menaungiku sepanjang hari... pada cerahnya, muramnya, gelap pekatnya...
Ku percaya cinta akan selalu menemukan jalan.. entah lewat apapun, seperti apapun, cara dan bentuknya.. pun bila akhirnya engkau tak ditakdirkan untuk menjadi tempat perhentian cintaku, aku takkan bersedih.. Sebab cinta yang jauh lebih besar akan selalu menaungiku sepanjang waktu, yang takkan pernah lari, menjauh ataupun berhenti mencintaiku... ya mencintaiku apa adanya.





Dalam “diam” ku mencintaimu..