Minggu, 30 Maret 2014

Dalam “diam” ku mencintaimu karena aku MencintaiNya..


Mencintaimu adalah hal terbaik yang pernah terjadi dalam hidupku, walaupun pada akhirnya cinta hanya ada dalam hatiku, hanya sampai pada bibirku yang tak mampu ku ucap, tak mampu ku ungkap sejelas-jelasnya padamu...
Ku mencintaimu dengan dialektika jiwaku, melalui do’aku padaNya, dengan  cinta yang tersampaikan hanya lewat angin, dedaunan dipagi hari, pada langitNya yang menaungiku sepanjang hari... pada cerahnya, muramnya, gelap pekatnya...
Dalam “diam” ku mencintaimu..

Kenapa harus diam??
Kenapa harus memendam??
Bukankah cinta harus dibuktikan, dinyatakan,, jika tidak, mana mungkin cinta itu akan tersampaikan pada seseorang yang engkau cintai??

Ya... cinta memang harus dibuktikan dengan.....
Aku belajar bahwa hakikat cinta yang sebenarnya adalah melepaskan,, maka aku lepaskan dirimu yang kucintai pada Tuhan,, aku takut sesumbar padaNya karena begitu lancangnya menyatakan cintaku padamu, padahal jelas Ia jauh lebih pantas untukku cintai,, sebab rasa ini (cinta) pun datang dariNya...
Aku takut cintaku padamu menghalangi cintaku padaNya,, maka aku jadikan Ia perantara cintaku padamu, maka aku hanya bisa berdo’a,, menata hati untuk segala hal yang terbaik untukku.. untukmu..
Namun ya,,, ku selalu mencintaimu,, telah ku katakan sebelumnya bahwa mencintaimu adalah hal terbaik yang pernah terjadi dalam hidupku, walaupun pada akhirnya cinta hanya ada dalam hatiku, hanya sampai pada bibirku yang tak mampu ku ucap, tak mampu ku ungkap sejelas-jelasnya padamu...
Ku mencintaimu dengan dialektika jiwaku, melalui do’aku padaNya, dengan cinta yang tersampaikan hanya lewat angin, dedaunan dipagi hari, pada langitNya yang menaungiku sepanjang hari... pada cerahnya, muramnya, gelap pekatnya...
Ku percaya cinta akan selalu menemukan jalan.. entah lewat apapun, seperti apapun, cara dan bentuknya.. pun bila akhirnya engkau tak ditakdirkan untuk menjadi tempat perhentian cintaku, aku takkan bersedih.. Sebab cinta yang jauh lebih besar akan selalu menaungiku sepanjang waktu, yang takkan pernah lari, menjauh ataupun berhenti mencintaiku... ya mencintaiku apa adanya.





Dalam “diam” ku mencintaimu..